Halaman

2

Frozen Yoghourt


Yogyakarta, 09102009

Jumat malam.

Ritual yang tidak pernah kami tinggalkan sejak pertemanan hati kami dimulai.

Sekadar menghabiskan waktu berdua melahap porsi besar sate ayam sambil menunggu pertunjukan theater diputar.

Atau membunuh kebosanan dengan beradu kekuatan di game station.

Malah terkadang jika kami sedang malas, hanya duduk di emper luar ruang theater.

Menunggu di sana sambil bertukar cerita. Berbagi canda.

Ada saat mataku akan lelah mengikuti mata yang tengah cermat mengawasi wanita-wanita sebaya kami mengenakan baju kurang bahan.

Hahaha dasar ulahmu kadang membuatku tertawa sampai terkikik atau malah kadang ulahmu membuatku terpaksa kesal lalu merajuk.

Jumat malam.

Kali ini tidak dengan cara yang sama, yang seperti biasanya kami lewati.

Aku membawamu ke pusat perbelanjaan kota.

Tidak untuk berbelanja.

Tapi untuk makan.

Aku paling suka makan.

Dan aku tahu kamu lebih suka makan daripada aku tentunya.

Hampir satu jam kami duduk di sana.

2 Pan pizza dan 1 piring spaghetti tanpa ampun sudah kami lahap.

Melenggang keluar sambil tersenyum kenyang.

Terhenti sebentar di counter sulap.

Beberapa pesulap memperagakan aksinya.

3 anak kecil berbaju dengan corak yang sama bersorak takjub seolah tak percaya.

Aku menarikmu yang sedang asik turut memperhatikan.

Baru beberapa petak kaki kami melangkah meninggalkan couter salah satu pesulap memanggilku.

“Mbak, ada barang yang terbawa”, ujarnya sambil menunjuk tas yang tersampir dibadanku.

Langkahku terhenti. Mimik mukaku penuh tanya ke arahnya. Sedang kamu hanya tersenyum memperhatikan ekspresiku.

Pesulap itu mendekat ke arahku. “Ini diaa..”, bola berwarna merah ia keluarkan dari tasku. Ketiga anak kecil langsung bersorak kegirangan.

Aku tergelak atas ulah pesulap itu. Kemudian sebagai tanda pamitku, aku tersenyum kearah mereka.

“Kalau cuma segitu aja aku juga bisa..”, bisikmu tak mau kalah.

Kami turun lewat tangga berjalan. Hiruk pikuk orang di akhir pekan meluangkan waktu untuk berbelanja atau sekadar menghabiskan waktu bersama sanak keluarga.

“Kita mau kemana lagi?” tanyamu mengikuti langkahku.

“Situ..”, kutunjuk satu lagi restoran frainchaise berbasis spesial kue donat.

“Hah makan lagi??? Jadi tema jumat malam kita kali ini adalah makan gandum sampe kekenyangan ni?? Ah engga ah aku udah kenyang.” celotehmu enggan.

“Frozen yoghourt? Anggap aja dessert?”, aku menawarimu tapi kamu masih tetap enggan. “Single atau double?”, aku masih kukuh menawarimu seolah tak memperdulikan keenggananmu.

“Single. Buat kamu aja.”, jawabmu melangkah menjauh lebih tertarik pergi ke couter lain.

“Mau kemana?”, Tanyaku setengah berteriak.

“Cari toilet.”, jawabmu samar kemudian berlalu pergi.

***

Frozen Yoghourt Double 3 topping -Blueberry, Nata de coco, Grape.

Akhirnya ku putuskan membeli porsi double, karena tak yakin akan ketidaktertarikanmu pada sebuah menu sekalipun kamu sedang tak berselera.

“Sambil jalan aja..”, ajakmu melongok kearah luar. Trotoar kaki lima, jalan malioboro.

Giliran aku yang menggeleng enggan melihat tumpahan manusia berdesakan disana, bisa-bisa selera makanku hilang bathinku.

Aku melirik ke arah sofa yang lengkap dengan kedua meja bulat di depannya,

“Oke di situ memang lebih baik.”, ucapmu ku sambut dengan senyumku.

“Nyicip?”, aku menawari. Dalam hitungan detik frozen yoghourt double 3 topping langsung berpindah tangan. Aku tergelak melihat ketidaksinkronan antara kelakuanmu yang sekarang dengan keenggananmu tadi.

“Enakan?”

“Ga bisa berhenti.”, jawabmu turut terkekeh malu sendiri.

Tiba-tiba aku terpaku pada meja bulat di hadapanmu.

Di sana tertulis :

“Mochabella…

I listen to your song, softly playing in my heart.

How I love the feelings you give me just like the bittersweet mix of Italian Coffee and Chocolate.”,



Masih dengan melahap semangkuk yoghourt di tangan, kamu menelusuri kemana arah mataku tertuju.

Meja bulat. Pandanganmu terhenti disana. Ku ketuk meja dengan telunjukku.

“Tolong artikan untukku.”, pintaku lembut.

Kamu yang lebih pandai berbahasa inggris ketimbang aku, la

ngsung mengartikan kalimat-kalimat yang terukir di atas meja. Menunjuk kata perkata sambil menerjemahkan perlahan supaya terdengar dan dapat ku pahami.


“Bagus. Sepertinya enak.”, ucapmu menutup rangkaian arti Mochabella.

“Iya. Enak.”, jawabku datar terus memandangi meja.

“Kamu pernah coba?”, tanyamu kembali asyik dengan topping-topping dalam mangkukmu.

“Belum.”, jawabku tetap datar sementara kamu menatapku penuh tanya.

Hatiku mencair, lebih relaks setelah kamu suapkan sesendok yoghourt blueberry ke mulutku.

Kerongkonganku yang sedari tadi tercekat dan mengering kini seolah bersiap menjelaskan kelezatan Mochabella yang aku sendiri belum pernah mencicipinya.

“Sahabatku bilang rasanya enak. Dia menggilai rasanya. Mungkin setiap kesini Mochabella jadi minuman yang wajib di pesan.” – “Seperti kecanduan.” dikalimat terakhir kubesar-besarkan suaraku seperti sedang menakuti anak kecil. Hanya untuk mencoba mencairkan suasana dan aku berhasil. Kamu kembali terkekeh.

“Kalau gitu kamu juga wajib coba. Sana pesen biar aku yang bayar.”, ucapmu antusias langsung mengeluarkan dompet dari saku.

Spontan aku menggeleng keras.

Kamu kembali menatapku penuh tanya.

“Aku takut.” Ucapku membuat kedua alismu terangkat keheranan.

“Aku takut jatuh hati pada Mochabella.”,

Kamu terkekeh untuk kesekian kali nya.

“Oh aku tahu. Kamu takut kecanduan seperti sahabatmu kan? Ya ya aku setuju. Kamu memang ga perlu mencoba Mochabella Freeze.” Sekarang giliran aku yang terheran.

“Aku ga mau sampai tua menghabiskan jumat malam di sini cuma buat nemenin kamu menghabiskan waktu dengan Mochabella. Aku ga mau kehilangan menu jumat malam -sate ayam porsi besarku. Dan yang lebih penting lagi..” kalimatmu terhenti sedang aku masih tetap menunggu kelanjutan ucapanmu.

Kamu menarik nafas panjang sebelum akhirnya kembali melanjutkan.

“Dan yang lebih penting lagi, aku ga akan pernah mengijinkan kamu untuk jatuh hati lagi. Sekalipun pada Mochabella Freeze.”, nada bicara sok seriusmu itu membuatku gantian terkekeh.

“Kamu ga akan pernah kehilangan jumat malammu,Sayang.. Aku juga ga mau tua di sini.. Lagipula kita belum sempat mengganti popcorn dengan ubi rebus sebagai camilan kita di jumat malam..” gurauku membuatmu terbahak.

“Hmm..sesekali aku bersedia nemenin kamu ke sini kalau-kalau kamu rindu frozen yoghourt double 3 topping”, katamu tulus. “Tapi jangan coba-coba kamu ke sini sendiri nyobain Mochabella ya..”, ancammu sambil berakting menakutiku.

“Ampuunn..”, aku yang sok ketakutan membuatmu tergelak.

“Cukup sahabatku yang jatuh hati pada Mochabella.”, ucapku lirih.

“Oh iya ngomong-ngomong arti frozen yoghourt tertulis di meja mana ya?”, tanyamu penasaran.

Aku memandang meja di hadapanku disana tertulis “Coco Loco” lalu aku menggeleng ke arahmu.

“Mungkin di meja cowo ganteng di pojok sana.” tunjukku usil. “biar aku ke sana” tambahku.

“Coba aja kalau kamu berani ke sana hmmm..kalau menurutku sih di meja tante-tante cantik itu. Biar aku tengok”, ucapmu tak mau kalah.

Jumat malam kami habiskan dengan tawa.

“Menurutmu artinya apa?” tanyamu memancing kegilaanku.

“Frozen Yoghourt.. Dinginnya itu melumerkan hati, rasa asem nya maknyuss nendanglah pokoknya..” jawabku asal melahirkan tawa lagi di bibirmu.

“Aku lagi berfikir maknyus dan nendang itu bahasa inggrisnya apa ya?” katamu masih sambil tertawa.

***

Tinggal dalam hitungan jam jumat malamku usai.

Kamu menghantar kepulanganku sampai depan gerbang pintu asramaku.

Setelah mengucap salam dan berpamit langkahku hendak membuka pintu gerbang pun terhenti.

“Hey ada barang yang terbawa..”, katamu setengah berteriak pelan menunjuk kea rah tas ku. Persis mengikuti gaya pesulap di counter tadi.

Langsung ku periksa tasku.

Jepit rambut berbentuk Cherry.

Senyumku mengembang, ku hadiahi pelukan sebagai balasan hadiah kecilmu.

“Tu aku bilang apa. Aku jg bs sulap kan hehehe..”, katamu terkekeh.

“Kapan kamu beli? Kapan kamu masukin ke tasku?”, pertanyaanku menghujanimu.

“Kata kuncinya adalah… toilet hahaha” kami sama-sama tergelak.

“Jepit rambut baruku jangan kamu dudukin lagi ya.. kalau sampai patah lagi aku minta kamu sulapin seribu jepit rambut lagi buatku hahah..” pintaku manja.

***

Ku benamkan wajahku ke dalam bantal.

Ku bayangkan tangan mungilku memaku dan merakit meja bulat persis di restoran tadi.

Setelah jadi kububuhkan ukiran di atasnya :

“Yoghourt Double 3 Topping –Blueberry,Nata de coco,Grape

Mencairkan hatiku yang hampir beku. Membawaku melayang. Membuatku merasakan asam manis nya cinta.”

***

Sementara disepanjang perjalanan pulangmu.

Dalam bathinmu terus mencari arti..

“Frozen yoghourt itu kamu..

Membuatku merasakan jatuh hati tanpa ingin berhenti untuk merasakan nya lagi..”

Begitulah kami mendefinisikan perasaan kami masing-masing, tanpa teks yang menuntun kami merasakan jatuh hati.

Hanya perlu merasakan, maka hati kami yang mengartikan.



Hadiah untuk perjalanan pulang,

Terimakasih karena kamu selalu ada.

Kamu-Aku, Kita, Satu.. ^_^

Semarang, 11092009


2 komentar:

diaNcaSsadiDuNk's mengatakan...

Sweet story kaa... aku kagum dengan cara kalian menikmati cinta kalian.. ^_^

perempuan-hujan mengatakan...

hihihihih..
hanya dengan cara yang sederhana ko kak..
tapi slalu jd istimewa klu sm si 'frozen yoghourt'
^_^

Back to Top