Halaman

Temani Aku ke Gereja

Dear Felix Aditya,


Hei! Halo apakabar?

Bingung ya? Sama bingungnya denganku, harus memulai surat ini dari mana hihi.. Sebelumnya aku mau jelasin dulu kenapa aku tulis surat ini. Kalau kamu baca postinganku sebelum ini, kamu pasti bisa tebak alasannya. Iya! Benar aku ikut proyek #30HariMenulisSuratCinta dan tema khusus hari selasa adalaaaahh Kriiing! "Surat Cinta untuk Cinta Masa Kecilku alias cinta monyet." #jengjeng


Dan bener aja yang terlintas langsung masa TK dan SD haha pasti lucu kalau diinget-inget lagi. Gilaaa kalau diinget ternyata hampir 8 tahun ya Dit kita sekelas di TK & SD Marsudirini, sekolah Swasta Yayasan Katholik. Bosen? Pasti donk weeekk.. x))


Kalau aku mengangkat cerita masa kecil kita itu karena kamu adalah sahabat kecilku dan (mungkin) cinta monyetku #tsaahh #dijambakpacarmu #dikeplakpacarku. Kenapa kita termasuk dalam kategori cinta monyet?? Iya lah, anak kecil mana coba yang berani kirim surat ke aku?haha.. Walaupun habis itu aku juga bales hahaha.. #bukaaibsendiri x))


Inget ga waktu aku jadi Bunda Maria, ikut Sendratari untuk acara Natalan di sekolah? Kamu yang paling lantang ciye-ciyein aku sama Ramond yang jadi Yusuf tiap kali lagi latihan. Kenapa cemburu ya?haha.. Kapoook! x))


Dulu waktu SD kita kompak banget ya Dit?! padahal kata Mama waktu TK kita sering berantem. Malah mama bilang kamu pernah mau nyekik aku. Aku lupa sih tapi bayanginnya jahat aja bocah TK nyekik leher cewek temen sekelasnya. Dasar sahabat durhaka! :p


Aku seorang muslim dan Jawa. Kamu seorang katholik dan Cina.

Perbedaan yang sangat itu justru buat kita jadi menghormati satu sama lain. Inget percakapan polos ini?


Me : "Besok aku gede pengen pakai jilbab ah Dit!"

Adit: "Trus kalau udah pakai jilbab masih bisa nemenin aku ke gereja ga?"

Me: "Bisa lah! Kan kalau kamu berdoa di gereja, aku bisa nungguin kamu sambil makan bakso di sekolah."

Adit: *manggut-manggut serius*


So sweet ya hahaha percakapan di atas bikin aku jadi mikir. Seandainya orang-orang dewasa itu berpikiran polos seperti kita dulu, pasti ga akan ada peristiwa bom di masjid dan di gereja ya Dit? hmpftt..


Surat ini juga bentuk prihatin aku sama keadaan toleransi beragama di Indonesia. Kegiatan beribadah jadi terganggu akibat ulah segelintir oknum yang mengatasnamakan agama lain. Kita sebagai umat yang masih merasa normal pilih damai aja ya Dit?hehe..


Well di akhir surat, sampaikan salam kenalku buat pacar yaa.. Ayo disegerakan menerima sakramen perkawinannya! (Jadi inget dulu setiap kali kamu terima sakramen, aku sering ganggu kamu yang sedang berdoa, sambil pasang mimik muka penasaran aku bertanya, "Apa rasanya?" ---sampai sekarang masih penasaran sama sakramen rasa jelly katamu hihi..)


Bagiku mungkin inilah happy ending kita yang sebenarnya, saat di sampingmu ada seseorang yang turut mengamini doamu di gereja dan di depanku ada seseorang yang mengimami sholatku di masjid. Indah ya? :")


Doaku, semoga kamu bahagia selalu. :')



-dari sahabat kecilmu-


Published with Blogger-droid v2.0.4
0

Surat untuk Setan Genit

Dear Mbak Susi,


(Susi, bukan nama sebenarnya. Maklum mbak Susi sang pemilik rumah pohon di depan rumahku ini tergolong pemalu, dia juga takut tenar kayak poconggg nanti kalau aku sebut nama aslinya hehe)


Heihoo hallo mbak..

(Pasti lagi baca surat ini sambil ngemil melati ya?! pantes melati di rumahku ga pernah kembang. Hih!)


Semalam kemana mbak? Pulang kantor aku nungguin mbak di bawah pohon. Agak lama nunggu di situ sambil nunggu Pak Bokir tukang sate langganan kita, tapi ga ada tanda-tanda ketawanya mbak dari atas. Hmm..pasti lagi ganjen ni, lagi mangkal ya? Hayo ngaku! Dasar setan genit! :p


Ga ada yang penting sih cuma pengen ngobrol aja, tapi kalau ngobrolnya pagi sebelum aku berangkat kantor pasti Mbak Susi belum bangun juga. Huuu setan ko males. *sukur kena aku katain dua kali week :p


Ya udah deh jadi aja aku iseng tulis surat ini buat Mbak. Itu lho mbak kemarin di twitter, sempat ramai polling tempat gathering proyek #30HariMenulisSuratCinta.


Sepertinya sih di Bandung lagi tapi masa di Bandung terus, Yogya kek sekali-kali. Ya ga mbak? Kenapa ko bengong? Pasti bingung ya aku bahas apaan haduuhh makanya bikin akun twitter kayak poconggg. Setan ko kuper toh mbak-mbak hmppff.. *hahaha udah 3x aja kena aku ledekin.. :p


Yaaa.. intinya gitu lah mbak, kalau nanti para tukang pos khilaf trus gatheringnya jadi di Yogya aku mau bujuk mereka nginep di rumah hehe.. Tapi ya itu, mbak Susi puasa ketawa dulu kalau malem. Jangan ngikik "ihihihihi.." dulu ya mbak. Terus bagusnya lagi Mbak Susi ke salon gih potong rambut, bikin poni kek! Rambut nutupin muka gitu, setan ko so last year banget model rambutnya. *apa? apa? apa? mau protes aku ledekin terus? hahah.. x))


Sama satu lagi, besok itu tukang posnya kan cantik-cantik sama ganteng-ganteng hmm..unyu-unyu lah pokoknya. Mbak Susi dilarang ganjen ya! Mbak kan suka gitu kalau naksir sama tamu-tamu di rumahku suka usil. Yang dipindahin sepatunya lah, yang dibikin mogok motornya lah, adaaa aja capernya. Heran. -____-"


Besok kalau lagi apes trus mbak salah ngumpetin fixie, bisa-bisa mbak ditembak sama pembunuh bayaran lho.. Kalau mau sih sangkutin aja fixie kuning di atas pohon mbak, si tuan itu cinta pohon ko orangnya. Pohon aja dipeluk sama diajak ngobrol. Yaa..siapa tahu mbak Susi kena tembak juga sama si tuan fixie kuning hahaha.. :))


Udah ah aku buru-buru mau berangkat kantor. Bantuin doa ya mbak supaya gatheringnya jadi di Yogya aja. Setan juga boleh berdoa ko.. :p




-dari tetangga depan yang selalu sendiri di rumah-





Published with Blogger-droid v2.0.4

Taman Aksara

Jangan bertanya apakah aku sedang jatuh hati?

Aku sedang tak ingin ditanya, atau lebih tepatnya aku tak tahu apa jawabnya.


Tapi kalau kamu terlalu ingin tahu, baiklah aku mengaku.

Ya, aku sedang jatuh hati pada taman aksaramu.

Walaupun letaknya jauh di langit ke tujuh.

Walaupun sering tak ku jumpai kehadiranmu.


Tak apa aku senang berada dan bermain di sana.

Duduk-duduk sambil menyeduh secangkir teh di bangku tamanmu.

Aku tak tertarik dengan aroma kopimu, tanpa kopi pun aku mampu tak tidur hanya untuk melahap barisan aksaramu.

Tak percaya? Ayo kita beradu membaca hingga pagi tiba.

Itu kalau kamu berani haha..


Sungguh bukan kopi canduku, aksaramu.. Ya, Aksaramu lah canduku. Ribuan bahkan jutaan barisan kata yang bisa ku tangkap, seolah taman ini tak butuh pohon peneduh. Cukuplah aksaramu yang jadi peneduh. Aksaramu rindang, Tuan.


Maaf kalau aku sering bermain sampai lupa waktu. Tertidur di bawah pohon aksaramu. Karena jika berkenan senja nanti aku akan datang.


Bolehkah Tuan? Tunggu aku senja nanti di bangku taman. :)


Published with Blogger-droid v2.0.4

SURAT-SURATKU DARI KOTAK DRAFT



14 Januari 2012


Dear Babe,


Halo Be.. Apakabar? *angkat-angkat alis*

Be, aku ikut proyek #30harimenulissuratcinta donk Be. Dari pertama proyek nulis ini digaungkan, aku bingung mau kirim surat buat siapa. Kirim surat cinta buat pacar udah


keseringan Be, takut dia bosen haha..


Hari ini tanggal 14 Januari 2012 seharusnya jadi hari pertama aku posting surat, tapi berita subuh tadi yang bikin aku terpaksa harus save-draft dulu surat-surat yang mau aku posting nanti. Dan berita subuh tadi lah yang bikin aku jadi tau harus tulis surat buat siapa, iya surat ini buat Babe.


Subuh di sabtuku, berita yang sama sekali ga pernah aku tunggu. Satu pesan di ponselku dari Papa dikirim pukul 01.12 dini hari. Disusul pesan berikutnya dari Annisa adikku, pesan yang sama tapi lebih mengejutkan dia kirim pukul 05.17 di subuhku. Beberapa menit aku diam,

berharap ini mimpi karena bangun terlalu pagi (ya Babe tau lah aku sering terlambat sholat subuh hehe payah:).


Sabtu ini aku masuk kerja Be, kebetulan jadwalku jaga weekend banking. Setengah hari kerja ini perasaanku ga tenang. Sesekali sms Nisa, sesekali sms Papa sekedar bertanya kondisi Babe. Sampai detik aku menulis surat ini, di kepalaku sepertinya tak mau berhenti memutar kaset berisi memory tentang kebersamaan kita. Semakin aku mengingat tentang Babe, semakin deras pula bulir airmata yang jatuh. Aku sayang Babe!


Magrib ini dengan persetujuan Papa, akhirnya aku memutuskan pulang ke Bekasi. Babe sayang yang kuat ya, besok pagi kita bertemu siapkan pelukmu, siapkan senyummu.


St. Tugu, Gerbong Tiga Senja Utama Yogya.

(save-draft)


15 Januari 2012


Dear Lelaki Hebat,


Babe aku sudah sampai rumah. Senang seharian bisa nemenin Babe tadi, sedih karena nemenin Babenya di ruang 303 RSCM. :'(



Harusnya kita jalan-jalan Be, atau kalau Babe capek kita bisa karaoke di rumah. Kangen dengar Babe main piano, kangen dengar Babe main biola. Lagu andalanmu itu lho "Kasih Tak Sampai" hahaha.. Lagu itu kalau aku dengarin sekarang bisa mewek, nangis susah berhenti.


Babeku, pamanku yang paling baik sedunia.

Yang kuat ya! Allah swt sayang Babe, aku dan semua orang di sekeliling Babe juga sayang. *peluk*


Seandainya batuk Babe selama ini benar cuma batuk biasa, mungkin Babe ga perlu pindah tidur di ruang rawat inap. Ga ada yang pernah kira, kalau batuk Babe ini akar dari kanker. Ga ada yang pernah duga dan sampai surat ini aku ketik, kita semua berharap dokter salah diagnosa. Aku ga pernah bisa bayangin setiap Babe batuk, semua tulang sendi terasa sakit. Be, bisa-bisanya selama ini Babe ga pernah ngeluh. Sekuat tenaga Babe nahan sakit, sekuat tenaga aku meminta berdoa untuk kesembuhan Babe.


Kanker paru-paru stadium 4 metanya sudah menyebar ke tulang tangan dan kaki, kata dokter menjelaskan hasil rontgen paru-parumu. Babe bukan perokok, dekat perokok aja Babe milih menjauh. Di vonis Kanker stadium 4 tanpa kita tahu sejak kapan Babe sakit kanker paru-paru stadium 1-2-3?!


Apa benar penyebabnya karena abu vulkanik, waktu Babe jadi relawan saat Merapi meletus 2010 lalu? Kata tante, Babe sempat pingsan ga bisa nafas dan terpaksa dievakuasi. Babe tahu? Kita masih berharap Babe cuma kena virus biasa. Virus waktu terakhir Babe tugas jadi dokter relawan di Somalia. Akh, sudah bukan hal penting lagi bertanya dari mana datangnya sakitmu ya, Be?!


*sambil masih merasakan genggammu tadi pagi, berharap dan berdoa keajaiban sembuh itu menjadi milikmu. menjadi milikmu. aamiin*


Rumah Bintara, Bekasi.

(save-draft)


16 Januari 2012


Surat ini masih untukmu, Lelaki hebat..


Siang tadi aku ke RSCM, Babe ga di ruang 303. Kata suster Babe lagi tindakan. Biopsi, atau apalah itu istilah kedokteran. Sayang hari ini kita ga bisa ketemu ya Be. Aku takut kesorean dan ditinggal kereta. Hari ini harus balik lagi ke Yogya besok harus kerja, maaf ga bisa lama-lama nemenin Babe. Besok kalau aku pulang, kita ketemu lagi ya Be?

St. Jatinegara, menanti gerbong Senja Utama Yogya datang.
(save-draft)

28 Januari 2012

Dear Lelaki Hebat yang sangat ingin ku peluk,

Babeeee.. maaf kalau suratnya selalu berujung di save-draft-save-draft-save-draft huhuhu..
Apakabar Babe sayang? Kata Dina hari ini Babe ga jadi radioterapi, soalnya akhir-akhir ini Babe sering muntah-muntah. Mual ya Be? Pasti gara-gara dokternya kasih banyak obat ya? :'(

Be, masih ingat percakapan kita di telepon waktu aku pamit pulang ke Yogya?

Aku : Babe aku pamit yaa.. Babe yang kuat! Cepet sembuh.. Doa Yuka buat Babe.
Babe : Aamiin, Makasi sayang doain terus ya, kamu hati-hati di jalan.
Aku : Pasti! Be, besok kalau aku pulamg lagi ke Bekasi, kita ketemu lagi ya Be?
Babe : Insha Allah, doain Babe kuat ya..

Dan sekarang aku pengen denger suara Babe lagi. Kangen! Babe tahu Dina bilang apa? "Babe udah ga bisa terima telepon mbak. Ga bisa kena radiasi handphone, bisa pusing."

Sedih. Urung mau tekan tombol call di handphone. "Be strong my lovely, Uncle. I love you." --send.

*sms sudah aku kirim, surat ini juga mau aku posting. Berharap Babe baca di sana, atau besok kalau kita ketemu lagi aku bacain surat ini buat Babe.

Peluk sayang untuk Dr. Adji Suranto S.Pa dari keponakanmu yang bawel. :p

Senjaku di Yogyakarta.
Back to Top