Halaman

SURAT-SURATKU DARI KOTAK DRAFT



14 Januari 2012


Dear Babe,


Halo Be.. Apakabar? *angkat-angkat alis*

Be, aku ikut proyek #30harimenulissuratcinta donk Be. Dari pertama proyek nulis ini digaungkan, aku bingung mau kirim surat buat siapa. Kirim surat cinta buat pacar udah


keseringan Be, takut dia bosen haha..


Hari ini tanggal 14 Januari 2012 seharusnya jadi hari pertama aku posting surat, tapi berita subuh tadi yang bikin aku terpaksa harus save-draft dulu surat-surat yang mau aku posting nanti. Dan berita subuh tadi lah yang bikin aku jadi tau harus tulis surat buat siapa, iya surat ini buat Babe.


Subuh di sabtuku, berita yang sama sekali ga pernah aku tunggu. Satu pesan di ponselku dari Papa dikirim pukul 01.12 dini hari. Disusul pesan berikutnya dari Annisa adikku, pesan yang sama tapi lebih mengejutkan dia kirim pukul 05.17 di subuhku. Beberapa menit aku diam,

berharap ini mimpi karena bangun terlalu pagi (ya Babe tau lah aku sering terlambat sholat subuh hehe payah:).


Sabtu ini aku masuk kerja Be, kebetulan jadwalku jaga weekend banking. Setengah hari kerja ini perasaanku ga tenang. Sesekali sms Nisa, sesekali sms Papa sekedar bertanya kondisi Babe. Sampai detik aku menulis surat ini, di kepalaku sepertinya tak mau berhenti memutar kaset berisi memory tentang kebersamaan kita. Semakin aku mengingat tentang Babe, semakin deras pula bulir airmata yang jatuh. Aku sayang Babe!


Magrib ini dengan persetujuan Papa, akhirnya aku memutuskan pulang ke Bekasi. Babe sayang yang kuat ya, besok pagi kita bertemu siapkan pelukmu, siapkan senyummu.


St. Tugu, Gerbong Tiga Senja Utama Yogya.

(save-draft)


15 Januari 2012


Dear Lelaki Hebat,


Babe aku sudah sampai rumah. Senang seharian bisa nemenin Babe tadi, sedih karena nemenin Babenya di ruang 303 RSCM. :'(



Harusnya kita jalan-jalan Be, atau kalau Babe capek kita bisa karaoke di rumah. Kangen dengar Babe main piano, kangen dengar Babe main biola. Lagu andalanmu itu lho "Kasih Tak Sampai" hahaha.. Lagu itu kalau aku dengarin sekarang bisa mewek, nangis susah berhenti.


Babeku, pamanku yang paling baik sedunia.

Yang kuat ya! Allah swt sayang Babe, aku dan semua orang di sekeliling Babe juga sayang. *peluk*


Seandainya batuk Babe selama ini benar cuma batuk biasa, mungkin Babe ga perlu pindah tidur di ruang rawat inap. Ga ada yang pernah kira, kalau batuk Babe ini akar dari kanker. Ga ada yang pernah duga dan sampai surat ini aku ketik, kita semua berharap dokter salah diagnosa. Aku ga pernah bisa bayangin setiap Babe batuk, semua tulang sendi terasa sakit. Be, bisa-bisanya selama ini Babe ga pernah ngeluh. Sekuat tenaga Babe nahan sakit, sekuat tenaga aku meminta berdoa untuk kesembuhan Babe.


Kanker paru-paru stadium 4 metanya sudah menyebar ke tulang tangan dan kaki, kata dokter menjelaskan hasil rontgen paru-parumu. Babe bukan perokok, dekat perokok aja Babe milih menjauh. Di vonis Kanker stadium 4 tanpa kita tahu sejak kapan Babe sakit kanker paru-paru stadium 1-2-3?!


Apa benar penyebabnya karena abu vulkanik, waktu Babe jadi relawan saat Merapi meletus 2010 lalu? Kata tante, Babe sempat pingsan ga bisa nafas dan terpaksa dievakuasi. Babe tahu? Kita masih berharap Babe cuma kena virus biasa. Virus waktu terakhir Babe tugas jadi dokter relawan di Somalia. Akh, sudah bukan hal penting lagi bertanya dari mana datangnya sakitmu ya, Be?!


*sambil masih merasakan genggammu tadi pagi, berharap dan berdoa keajaiban sembuh itu menjadi milikmu. menjadi milikmu. aamiin*


Rumah Bintara, Bekasi.

(save-draft)


16 Januari 2012


Surat ini masih untukmu, Lelaki hebat..


Siang tadi aku ke RSCM, Babe ga di ruang 303. Kata suster Babe lagi tindakan. Biopsi, atau apalah itu istilah kedokteran. Sayang hari ini kita ga bisa ketemu ya Be. Aku takut kesorean dan ditinggal kereta. Hari ini harus balik lagi ke Yogya besok harus kerja, maaf ga bisa lama-lama nemenin Babe. Besok kalau aku pulang, kita ketemu lagi ya Be?

St. Jatinegara, menanti gerbong Senja Utama Yogya datang.
(save-draft)

28 Januari 2012

Dear Lelaki Hebat yang sangat ingin ku peluk,

Babeeee.. maaf kalau suratnya selalu berujung di save-draft-save-draft-save-draft huhuhu..
Apakabar Babe sayang? Kata Dina hari ini Babe ga jadi radioterapi, soalnya akhir-akhir ini Babe sering muntah-muntah. Mual ya Be? Pasti gara-gara dokternya kasih banyak obat ya? :'(

Be, masih ingat percakapan kita di telepon waktu aku pamit pulang ke Yogya?

Aku : Babe aku pamit yaa.. Babe yang kuat! Cepet sembuh.. Doa Yuka buat Babe.
Babe : Aamiin, Makasi sayang doain terus ya, kamu hati-hati di jalan.
Aku : Pasti! Be, besok kalau aku pulamg lagi ke Bekasi, kita ketemu lagi ya Be?
Babe : Insha Allah, doain Babe kuat ya..

Dan sekarang aku pengen denger suara Babe lagi. Kangen! Babe tahu Dina bilang apa? "Babe udah ga bisa terima telepon mbak. Ga bisa kena radiasi handphone, bisa pusing."

Sedih. Urung mau tekan tombol call di handphone. "Be strong my lovely, Uncle. I love you." --send.

*sms sudah aku kirim, surat ini juga mau aku posting. Berharap Babe baca di sana, atau besok kalau kita ketemu lagi aku bacain surat ini buat Babe.

Peluk sayang untuk Dr. Adji Suranto S.Pa dari keponakanmu yang bawel. :p

Senjaku di Yogyakarta.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

aku baca baris per baris, tanpa aku sadarin bulir-bulir air mata mengalir :'(
jago mainin emosi loh mbaknya ini.

Back to Top