Halaman

5

Malaikat Penjaga

Gelap ini hanya sayapku yang menemani.

Ku ijinkan kamu membawaku terbang lagi.

Mengepak dan mengudara.

Setinggi-tingginya.

Sejauh-jauhnya.

Pergi meninggalkan segalanya.

Untuk sebutan keluargaku atau sahabatku bahkan kekasihku.

Entah aku atau kalian yang tak lagi merasa memiliki.

Kalian cukupkan hanya dengan melihat tawa semu di wajahku.

Lalu menilai segalanya sedang berjalan baik-baik saja.

Tanpa tahu aku sedang sekarat di sini.

Aku yang hampir mati kebosanan di bumi.

Tidak.. aku tidak akan lagi meminta.

Bahkan mengemis hanya untuk sekadar meluangkan waktu untukku.

Aku cukup peduli dengan kesibukan kalian, kegemaran kalian, atau apa saja yang menyita waktu kalian.

Aku jengah melihat kalian memandangku penuh iba.

Seorang kesepian yang butuh perhatian, begitulah pandangan kalian menelanjangiku.

Planet itu sedang menantiku.

Malam ini juga aku akan terbang.

Membunuh kebosanan dengan caraku sendiri.

Rasanya sangat tak pantas jika ku sebut planet seindah ini sebagai tempat pelarian.

Karna planet ini memberiku berjuta kehangatan.. berjuta impian.. disini aku tak lagi bosan..

Di tandai datangnya purnama maka aku akan terbang kesana.

Kubebaskan diri melakukan apapun yang ku ingini.

Bernyanyi atau berbicara sendiri tetap terlihat waras jika kulakukan di planet ini.

Sampai malaikat penjagaku datang.

Seolah menjadi teman terbaik dikebisuan malam.

Hanya di planet ini aku bisa melihat perwujudannya.

Sosok yang selalu bersinar.

Malaikat yang tak pernah tidur.

Halus tuturmu menghantar dongeng-dongeng panjangmu.

Merdu suaramu menyampaikan syair-syair syahdu yang terkadang sendu.

Dan senyum teduhmu membuatku terlena tinggal disisimu.

Aku seperti kecanduan.

Setiap malam ini yang kulakukan.

Terbang ke planet hanya sekadar menagih dongeng, mendengar syair, dan memandang senyum.

Sampai di barat purnama tenggelam dan menghilang.

Waktu berakhir pertanda aku harus segera pulang.

“Pulanglah dan temukan aku disana.

Sesungguhnya aku hidup dan tinggal di jiwa yang tengah mencintaimu.”, bisikmu setiap mengantarku pulang.


“Tapi di tubuh manakah sesungguhnya jiwamu bersemayam malaikatku?”, dalam isak aku bertanya.

“Ku mohon jangan menangis. Aku akan merasa gagal menjagamu bila aku melihatmu menangis.”, pintamu mengusap air mataku.

“Aku lelah. Aku hanya seorang tak berdaya jika kembali ke bumi sana. Aku butuh kamu bukan hanya dalam gelap tapi juga kala terang. Ku mohon katakan padaku siapa kamu? Ayahku? Ibuku? Saudaraku? Kekasihku? Sahabatku? Siapa??”, mencecarmu membuatku badanku gemetar kencang. Nafasku semakin tak beraturan. Emosi bathin yang meluap tak mampu ku redam.

“Datangkah kamu dari masa lalu ku? Atau kamu hidup di masa sekarangku? Oh aku tahu mungkin kamu membiarkanku menunggu sampai kamu datang di masa depanku.”, aku yang kelelahan menyudahi kalimat terkaanku.

Malam itu terasa lebih panjang dari biasanya.

Binaran sinarmu merengkuh jiwaku.

“Dengarkan aku cahaya rembulanku, tak peduli dari masa apapun aku datang tugasku semata untuk menemani dan menjagamu.

Dengarkan aku cahaya hatiku, pulanglah.. bahkan ku tinggalkan ragaku untuk menemanimu disini. tengoklah ke bumi dan lihatlah ragaku tengah limbung mencari jiwanya.

Tolonglah aku cahayaku.. Bersama kita pulang ke bumi dan janjiku selalu melindungi.”,

“Tapi dimana kamu berada..”, aku mencoba memotong pembicaraan.

Aku tinggal di jiwa yang tengah mencintaimu.”, ucapmu mengulang kalimat pertamamu yang kini lebih tegas dan jelas namun masih tetap halusku dengar.

Sekejap perwujudanmu menghilang.

Ku tengok purnama segera terbenam.

Ku kenakan lagi sayapku kembali terbang pulang.

Untuk yang ku sebut orang tuaku, keluargaku, sahabatku, kekasihku, teman kecilku dan semua orang di sekitarku, Aku tengah mencari sesuatu di mata kalian. Tatap teduh malaikat penjagaku.. Aku rindu..


For My Guardian Angel.. ^_^

Kost Sagan 08/11/2009 20:55

5 komentar:

diaNcaSsadiDuNk's mengatakan...

ukaaa... aku sukaaa.. dalem banget kata2nya... aku sukaaaa... ^_^

perempuan-hujan mengatakan...

mb diaaann.. asyiiikk-asyiikk blog ak d tengok sm si kakak cantik.. hmmm..maw nengok blog kakak jg aahh hihihii.. makasiyaa kak jangan bosen bwt mampir-mampir he maklum bru mulai maen blog.. ^_^

tiwisapii mengatakan...

ga prnh bosen ubek" blognya ka uka (hehe boleh ga ya manggil gtu?)
“Aku tinggal di jiwa yang tengah mencintaimu.”
hemh,,kata"nya sesuatu bgt,,
:D

perempuan-hujan mengatakan...

Bru chek blog lagi..
Aaaakk.. Aya neng tiwi didieu hihi..

Sok aja atuh neng mau panggil kauka mau panggil yuka aja jg boleh.. Asal jangan kapok main ke blog perempuan-hujan aja yaa hehe..

Itu malaikatnya sok misterius banget makanya sesuatu!! :))

Makasiya neng ^^

Unknown mengatakan...

hihiii..sama" teteh
sbnrnya pngen bls pke bhs.sunda jg tp bingung maksimal nulisnya gmn..
mklum sunda turunan duang:p

siip..
aq tungguin apdetannya terus:D

Back to Top